Menggeluti sebuah bisnis tidaklah mudah, mungkin juga tidak begitu sulit. Bisnis tidak hanya sekedar berorientasi pada profit, memang tujuan utama berbisnis adalah mencari untung, tapi dalam sebuah bisnis tidak hanya untung saja yang harus diperhatikan. Bisnis memiliki komponen di dalam kerangka kerjanya, seperti halnya modal, SDM, sarana dan prasarana, stretegi penjualan/marketing, target, cash flow dan lain-lain. Ini berlaku untuk semua jenis bisnis, baik bisnis berskala kecil atau UMKM hingga yang besar. Mungkin bisnis berskala besar lebih terorganisir, banyak departmen yang masing-masing memiliki tugas sendiri-sendiri dan antar departemen ini saling berhubungan. Tapi bagaimana dengan para pelaku usaha yang masih level UMKM ini?
Dewasa ini banyak pelaku usaha atau pengusaha mengalami kegagalan dalam menjalankan bisnisnya. Sebagian besar para pelaku usaha ini bermodalkan "Nekat" dan "Ikut-ikutan" saja, Kebanyakan adalah pelaku UMKM yang memiliki karyawan kurang dari 20, bahkan bisa jadi pengusaha ini masih individual atau sendirian. Bagaimana mereka mengalami kegagalan menjalankan usahanya tersebut? Sebagian besar pelaku UMKM ini memiliki kelemahan. Kelemahan utama mereka rata-rata karena kurangnya ilmu dalam berbisnis, tidak pandai membaca pasar, tidak memahami komponen dalam bisnis dan banyak faktor lainnya.
Dalam artikel ini kami membeberkan beberapa kesalahan para pengusaha dalam menjalankan bisnis secara umum, bahkan mungkin pernah kita alami. Berikut 7 kesalahan yang sering dialami oleh pengusaha dalam mengembangkan usahanya:
1. Sumber modal usaha yang salah.
- Membangun bisnis dengan cara berhutang.
Kondisi ini terkadang yang kita anggap remeh, justru pola pikir pengusaha saat ini terbalik. Mereka beranggapan bahwa bisnisnya bisa berkembang dengan modal berhutang. Padahal itu paradigma yang salah, coba bayangkan bagaimana mungkin sebuah kepastian dibayar dengan ketidakpastian?? - Mendapatkan investor dengan cara yang salah (tidak memenuhi rukun akad syirkah)
Ternyata dalam hukum islam bahwa sebuah akad-akad bisnis sudah diatur serta dijelaskan secara rinci bagaimana menjadi pengusaha syariah atau membangun bisnis secara syari’i. - Menjaminkan aset perusahaan atau aset pribadi untuk mendapatkan modal.
Point ini masih berhubungan dengan point pertama, bahwa untuk mengembangkan sebuah usaha perlu modal sebaiknya jangan menjaminkan sebuah aset. Karena cara ini secara tidak langsung akan menghancurkan usaha kita. Ketika kita gagal bayar atau one prestasi pada saat tidak mampu membayar/mencicil pinjaman kita.
2. Operasional bisnis dikerjakan sendiri.
Banyak sekali pengusaha menghabiskan waktunya untuk bisnisnya dengan dilakukan sendiri. Ini mustahil dilakukan karena dalam sebuah bisnis ada banyak unsur yang harus diperhatikan dan dikerjakan. Sebenarnya kita tidak akan mampu untuk melakukannya sendiri, kalaupun kita mampu maka kita akan sangat sulit berkembang atau bahkan stagnant. Banyak yang beralasan bahwa cashflow mereka masih belum cukup untuk merekrut karyawan, ini alasan klasik yang biasa dilakukan oleh pelaku usaha.
Pertanyaannya... Kita ini pengusaha bukan?? Kita orang produksi, tukang atau karyawan??
Kalau kita seorang pengusaha, maka kita tidak perlu melakukan sendiri semua bagian yang ada dalam unsur bisnis kita..
3. Orientasi pada untung.
Seringkali pengusaha hanya berorientasi pada keuntungan. Sementara dalam unsur transaksi bisnis kita itu ada laba bersih, laba kotor, margin, rugi, BEP (break event point) dan banyak unsur finansial lainnya. Apakah kita tahu keuntungan kita ada dibagian mana pada unsur tersebut? Orientasi pada untung inilah yang sering menganggu pola pikir kita untuk mencari cara bagaimana meningkatkan dan mengembangkan sebuah usaha.Karena begitu kita merasa untung, maka kita menganggap bahwa usaha kita berjalan dan memiliki keuntungan.
4. Kesalahan mengatur cash flow.
Sebuah kesalahan terjadi karena ketidaktahuan. Banyak pengusaha tidak memperhatikan arus cash flow secara detail, hal ini terjadi karena memang kita tidak memahami arus cash flow? atau kita tidak mau ribet dan ogah-ogahan untuk menyusun sebuah struktur keuangan?? Hanya kita sendirilah yang lebih tahu dan dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Arus cash flow ini juga penting dalam menjalankan sebuah bisnis, seperti pada point 3 bahwa dalam transaksi atau aktivitas bisnis kita itu ada margin, profit dan laba.
5. Puas pada hasil.
Cepat puas akan hasil dalam mengembangkan bisnis mempengaruhi mental semangat. Artinya bahwa cepat puas inilah yang mempengaruhi kinerja kita menjadi melemah, karena seolah-olah kita sudah berhasil dalam mengembangkan usaha kita. Padahal kita lupa bahwa di luar para kompetitor menyusul kita dengan penuh konsistensi dan semangat yang luar biasa.
6. Sistem operasional tidak terstruktur.
Sistem operasional mutlak harus tersusun dengan baik. Berjalannya suatu usaha tidak lepas sistem yang baik. Untuk itu kita perlu meningkatkan kualitas SDM, menyusun strategi penjualan, marketing, membuat target perusahaan, mengefisiensikan produksi, menekan biaya operasional dan lain sebagainya. Keseluruhan sistem usaha tersebut harus berjalan sinergis dan terpantau dengan baik tentunya diawali dengan sistem yang tertata dengan baik.
7. Keberkahan dan amanah.
Ini adalah faktor diluar kuasa manusia, faktor ini juga sangatlah penting. Keberkahan dan amanah berkaitan dengan hubungan kita dengan Tuhan. Jika usaha kita penuh berkah dan amanah maka Tuhan akan mengatur semua usaha kita dengan baik. Sudahkah kita menjalankan usaha kita dengan penuh amanah?
Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kegagalan sebuah bisnis. Beberapa hal yang disebutkan di atas merupakan faktor terbanyak yang sering dialami para pengusaha terutama di Indonesia. Dengan kita mengetahui faktor-faktor tersebut, setidaknya kita dapat instropeksi diri untuk bisnis yang sedang kita jalankan. Mencegah lebih baik daripada mengobati, jangan sampai bisnis kita mengalami kegagalan karena penyebab tersebut diatas. Semangat dan sukses terus untuk kita semua!
Categories: Business Tags: #kesalahan bisnis, # resiko usaha, # pengembangan bisnis, # meningkatkan bisnis,